Materi IPS
untuk Kelas IV Semester I
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
1.
Memahami sejarah kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan
kabupaten/ kota dan provinsi
|
1.6.Meneladani
kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya.
|
SIKAP
KEPAHLAWANAN DAN PATRIOTISME
A.
Ciri-Ciri Sikap Kepahlawanan
Apakah yang dimaksud dengan sikap kepahlawanan? Kepahlawanan
berasal dari kata pahlawan. Pahlawan merupakan orang yang memiliki keberanian
dan pengorbanan yang besar dalam berjuang mencapai suatu cita-cita. Berani dan
rela berkorban merupakan sikap utama yang dimiliki oleh seorang pahlawan. Dari
pengertian pahlawan ini dapat kita simpulkan bahwa sikap kepahlawanan merupakan
sikap yang menunjukkan keberanian dan pengorbanan yang tinggi dalam berjuang
mencapai suatu hal. Selain berani dan rela berkorban ada ciri-ciri lain dari
sikap kepahlawanan. Apa saja ciri-ciri lain tersebut? Marilah kita simak salah
satu riwayat perjuangan tokoh pahlawan berikut. Dari riwayat ini kamu akan
menemukan beberapa ciri-ciri dari sikap kepahlawanan.
Kapitan Pattimura
Nama
asli Kapitan Pattimura adalah Thomas Matulessy. Ia lahir di negeri Haria, Pulau
Saparua, Maluku pada tahun 1783. Ia mengalami masa pergantian pemerinta-han
dari tangan Belanda ke tangan Inggris pada tahun 1798. Pada masa pemerintahan
Inggris, ia masuk dinas militer dan memperoleh pangkat sersan. Tahun 1816
Belanda kembali berkuasa di Maluku. Penduduk Maluku kembali pula mengalami
penderitaan. Mereka dipaksa bekerja rodi dan menyerahkan hasil rempah-rempah
kepada Pemerintah Belanda. Karena tekanan-tekanan tersebut, penduduk Maluku
mengangkat senjata membebaskan diri dari penjajahan. Perlawanan mula-mula
berkobar di Saparua dan kemudian menjalar ke tempattempatlain. Thomas Matulessy
diangkat menjadi pimpinan perlawanan dengan gelar Kapitan Pattimura. Di bawah
pimpinannya, penduduk Saparua berhasil merebut benteng Duurstede pada tanggal
16 Mei 1817. Semua tentara Belanda yang ada dalam benteng itu termasuk Residen
Van den Berg, tewas.
Pasukan Belanda yang dikirimkan untuk merebut kembali
benteng tersebut, dihancurkan oleh pasukan Pattimura. Akhirnya, Belanda
mengirimkan pasukan yang lebih besar dengan persenjataan yang lebih lengkap.
Benteng Duurstede berhasil direbut Belanda kembali, setelah tiga bulan lamanya
dikuasai penduduk Saparua. Sesudah itu, Belanda melancarkan operasi
besar-besaran untuk memadamkan perlawanan. Karena kekuatan yang tidak seimbang
lama-kelamaan perlawanan menjadi berkurang. Kapitan Pattimura tertangkap
sewaktu berada di sebuah rumah di Siri Sori. Dengan beberapa orang temannya, ia
dibawa ke Ambon. Belanda membujuknya untuk bekerja sama, tetapi bujukan itu
ditolak. Pengadilan kolonial Belanda menjatuhkan hukuman gantung kepada
Patimura. Sehari sebelum hukuman itu dijalankan, Belanda masih membujuk, tetapi
ia tetap menolak. Pada hari Selasa tanggal 16 Desember 1817, hukuman gantung
dilaksanakan di depan benteng Victoria di Ambon.
Setelah
menyimak kisah perjuangan Kapitan Pattimura di atas kita dapat menemukan
beberapa ciri-ciri dari sikap kepahlawanan yang telah dicontohkan oleh Kapitan Pattimura,
yakni:
Dalam
riwayat di atas tergambar jelas keberanian dari Kapitan Pattimura melawan
penjajah Belanda. Dalam setiap usaha dan perjuangan kita harus berani
menghadapi segala tantangan dan rintangan. Seorang pejuang bukanlah seorang
yang penakut. Karena kita memperjuangkan kebenaran dan kebaikan, kita tidak
boleh takut.
Tangguh
artinya berjuang tanpa henti, tidak mudah goyah atau tidak mudah terpengaruh.
Seorang pejuang akan terus berjuang sebelum cita-citanya tercapai. Agar
memiliki ketangguhan kita harus memiliki rasa percaya diri, sabar dan teguh
pendirian. Kapitan Pattimura merupakan seorang yang tangguh. Ini terlihat dari
sikap Kapitan Pattimura yang tidak mau dibujuk untuk bekerja sama dengan
Belanda.
Setiap
orang mempunyai keinginan untuk hidup lebih baik. Keinginan tersebut harus
diikuti dengan semangat dan usaha yang sungguhsungguh.
Tanpa semangat dan kesungguhan, maka apa yang diinginkan tidak akan tercapai.
Tanpa semangat dan kesungguhan, maka apa yang diinginkan tidak akan tercapai.
Seorang
pahlawan sejati akan berjuang dengan ikhlas tanpa pamrih. Ikhlas artinya tidak
mengharapkan imbalan. Suatu kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas maka akan
mendatangkan hasil yang baik pula. Namun sebaliknya suatu kebaikan yang
dilandasi dengan pamrih tertentu, justru bisa mendatangkan suatu keburukan.
Dalam
setiap perjuangan selalu membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan ini bisa berupa
pikiran, waktu, tenaga, harta, bahkan nyawa. Sikap rela berkorban telah
ditunjukkan oleh Kapitan Pattimura. Ia rela dihukum gantung oleh Belanda demi
memperjuangkan cita-cita rakyat Maluku.
Apakah yang disebut pahlawan hanya orang-orang yang berjuang
melawan penjajah? Tentu saja tidak. Setiap orang yang berjasa kepada bangsa ataupun
kepada orang lain bisa disebut pahlawan. Orang tua berjasa kepada kita karena
telah melahirkan, merawat dan mendidik kita. Petani berjasa dalam menyediakan
kebutuhan pangan. Guru berjasa dalam mengajarkan ilmu pengetahuan. Semua orang
dapat berjasa dan menjadi pahlawan bagi bangsa ini sesuai dengan caranya
masing-masing. Sikap kepahlawanan sangat penting dan harus dimiliki setiap
orang. Sejak dini sikap kepahlawanan harus mulai dipupuk dan dibiasakan. Orang
yang tidak memiliki sikap kepahlawanan akan menjadi penakut, pelit atau tidak
mau berkorban, malas berusaha, egois (mementingkan diri sendiri) dan mudah
putus asa. Walaupun tidak mendapat penghargaan dari siapapun sikap kepahlawanan
harus senantiasa dipupuk sebab penghargaan bukanlah tujuan dari seorang
pahlawan. Kita harus membiasakan diri memiliki sikap kepahlawan dalam kehidupan
sehari-hari. Sikap kepahlawan dapat kita terapkan di lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat. Berikut ini adalah contoh
sikap kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari:
Di lingkungan keluarga kita dapat menerapkan sikap
kepahlawan dengan saling menolong dengan ikhlas. Biasanya di rumah telah
ditetapkan aturan dan tugas-tugas rumah. Misalnya ayah mencuci motor, ibu
memasak, kamu mencuci piring dan adikmu menyapu rumah. Jika suatu saat adikmu
tidak dapat melaksanakan tugas karena sakit, maka kamu harus siap menggantikan
tugasnya dengan rela dan tulus ikhlas.
Di
lingkungan sekolah kita pun dapat mewujudkan sikap kepahlawan. Misalnya jika
ada teman yang tertimpa musibah, seluruh siswa di kelas dengan suka rela mengumpulkan
bantuan dana dan barang. Sikap kepahlawanan di sekolah juga bisa diwujudkan
dengan berani mengakui kesalahan, jika memang berbuat salah.
Lingkungan
masyarakat merupakan lingkungan yang lebih luas. Sikap kepahlawanan dapat
diwujudkan misalnya dengan ikut serta bekerja bakti membersihkan lingkungan.
Jika memiliki suatu makanan tidak lupa memberikan kepada tetangga. Jika ada
suatu daerah yang tertimpa musibah, kita bantu sesuai dengan kemampuan kita.
Ini juga merupakan sikap kepahlawanan.
Selain memiliki sikap kepahlawanan para pejuang bangsa kita
juga memiliki sikap patriotisme. Apa yang dimaksud dengan patriotisme?
Patriotisme artinya cinta tanah air. Para pahlawan pendahulu kita berjuang
mengusir penjajah tentunya didasari oleh rasa cinta tanah air. Mereka tidak
rela bangsanya diinjak-injak oleh para penjajah. Seperti yang sudah dicontohkan
oleh Kapitan Pattimura dalam riwayat di atas. Sikap patriotisme tidak hanya
dimiliki oleh para pahlawan bangsa. Sebagai warga negara yang baik kita pun
harus memiliki sikap patriotisme. Siapa lagi yang mencintai bangsa ini kalau
bukan kita, warga negara Indonesia? Perjuangan kita saat ini sudah bukanlah perjuangan
melawan para penjajah. Setelah merdeka, justru tantangan semakin besar. Kita
saat ini mesti berjuang melawan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam banyak hal. Wujud sikap patriotisme
antara lain sebagai berikut:
Mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri
merupakan bagian dari cinta tanah air. Dengan menggunakan produk dalam negeri
berarti kita memberi keuntungan kepada warga Indonesia sendiri. Baik pembuatnya
ataupun pedagangnya. Berarti juga memberi keuntungan kepada negara. Sebenarnya
produk-produk dalam negeri tak takkalah dengan produk luar negeri. Bahkan
banyak produk-produk asli buatan Indonesia yang ditiru orang luar negeri.
2. Tidak merusak lingkungan hidup
Lingkungan hidup haruslah dijaga
kelestariannya. Merusaknya berarti kita tidak mencintai tanah air. Lingkungan
hidup yang rusak akan merugikan manusia sendiri.
Fasilitas umum merupakan sarana yang disediakan oleh
pemerintah untuk kebutuhan masyarakat. Contohnya adalah telepon umum, jembatan,
halte, kereta api dan lain-lainnya. Jika kita merusak fasilitas umum akan
merugikan orang lain dan negara. Kita sendiri juga tidak dapat menggunakannya
lagi.
Negara kita harus terus membangun agar lebih maju dan
kehidupan rakyatnya lebih baik. Bila kita ingin mencintai tanah air, maka kita
harus ikut serta dalam pembangunan. Ikut serta dalam pembangunan bisa
diwujudkan dengan taat membayar pajak, menjadi pegawai yang baik, dan
sebagainya.
Peraturan dibuat agar masya-rakat tertib dan nyaman. Jika
kita melanggar peraturan akan merugikan diri kita sendiri. Bahkan orang lain
dan negara juga akan dirugikan. Berarti jika kita melanggar peraturan berarti
kita tidak cinta tanah air.
Budaya
bangsa merupakan kekayaan bangsa. Menjaga keles-tarian budaya bangsa berarti
mencintai bangsa dan tanah air. Kita harus bangga memiliki budaya bangsa yang
beragam dan unik. Orang asing saja banyak yang mengagumi budaya bangsa kita.
Termasuk melestarikan budaya bangsa adalah berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Contoh sikap patriotisme dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak.
Kamu bisa memulai dari hal yang sederhana. Sebagai siswa kamu dapat menunjukkan
sikap patriotisme dengan cara belajar yang rajin. Sebab dengan belajar yang rajin
berarti kamu sudah ikut serta dalam perjuangan memberantas kebodohan dan
keterbelakangan. Kamupun dapat mewujudkan sikap pariotisme dengan tidak
membuang sampah di sembarang tempat. Dapatkah kamu memberi contoh lain dari
sikap patriotisme yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar